Ramainya festival musik yang diselenggarakan di Indonesia adalah bubble yang baru. Begitu banyaknya festival musik yang diadakan EO amatir ini menjadikan festival musik di Indonesia masuk di tahap awal sebuah bubble ekonomi. Jika dibiarkan, jangan heran jika akan ada titik ketika bubble ini meletus, dan banyak pihak yang akan dirugikan. Mulai dari promotor atau EO yang profesional akan ikut terkena imbasnya, para musisi juga tentu dirugikan.
Tag: budaya
Kenikmatan Bergoyang
Seperti tahun-tahun sebelumnya, kawasan wisata air terjun Jumog di Karanganyar Jawa Tengah selalu padat dipenuhi pengunjung saat libur panjang lebaran. Hari ketiga libur hari raya adalah puncak padatnya pengunjung, petugas loket tiket masuk mencatat ada 5000-an pengunjung berwisata ke objek wisata di lereng gunung Lawu itu. Pengunjung domestik maupun internasional sebagian besar tentu bermaksud menikmati … Lanjutkan membaca Kenikmatan Bergoyang
Penghancuran Peradaban
Penghancuran situs Nimrud di kota kuno Assyria Irak oleh kelompok ISIS mendapat kecaman dunia. UNESCO menyebut aksi tersebut sebagai ‘kejahatan perang’. Aksi ISIS patut dikecam karena dengan alat berat ISIS meratakan Nimrud, sebuah warisan kebudayaan yang dibangun pada abad ke 13. Beberapa waktu sebelumnya ISIS juga menghancurkan peninggalan kuno di kota Mosul Irak dan membakar … Lanjutkan membaca Penghancuran Peradaban
Review: “Kekerasan Budaya Pasca 1965”
Gambar dari boemipoetra.wordpress.com Jika disuruh memilih hidup tenang namun dengan segala kepalsuan, atau hidup dengan kegelisahan karena mengetahui adanya kepalsuan yang mengatur hidup kita. Mana yang akan kita pilih? Saya otomatis memilih yang kedua setelah membaca buku karya Wijaya Herlambang berjudul Kekerasan Budaya Pasca 1965. Diterbitkan oleh penerbit Marjin Kiri pada bulan November 2013, buku … Lanjutkan membaca Review: “Kekerasan Budaya Pasca 1965”
Radikal Itu Menjual: Budaya Perlawanan Atau Budaya Pemasaran?
Membaca “Radikal Itu Menjual” saya sedikit banyak ikut mempertanyakan budaya-tanding: bagaimana kalau ternyata perlawanan ini tidak pernah ada? Saya, anda, kita semua adalah bagian dari mekanisme besar jual-beli a la kapitalisme ini.
Curhat Seorang Mahasiswa Etnomusikologi Yang Baru Saja Patah Hati
Pertama perlu dipahami bahwa tulisan ini bukanlah makalah dengan basis teori rigid yang berangkat dari berbagai teori muluk-muluk. Tulisan ini murni didasarkan pada subyektifitas saya, seorang mahasiswa Etnomusikologi yang baru saja patah hati, dua kali lagi, yang pertama karena putus hubungan dengan seorang perempuan, yang kedua karena makin sadar telah menjadi korban PHP (pemberi harapan … Lanjutkan membaca Curhat Seorang Mahasiswa Etnomusikologi Yang Baru Saja Patah Hati
Seni Tanpa Batas
Siang itu seperti biasa warung rakyat Mas Poer ramai oleh para mahasiswa ISI Yogyakarta yang lapar dan memutuskan makan di sana karena harganya yang aduhai, murah. Saya adalah salah satu mahasiswa lapar itu. Ketika saya tengah menyantap nasi berlauk sayur bayam dan tempe, tiba-tiba telinga saya tergelitik suatu bunyi, kemudian mata memutuskan menatap ke luar, … Lanjutkan membaca Seni Tanpa Batas
Ketika Cherrybelle Bertemu Adorno
Sekelompok gadis berdandan cemerlang, atau pria-pria bergaya macho. Nama mereka trendy: Cherrybelle, 7 Icons, Sm*sh, dan banyak nama lain yang sulit dihafalkan saking banyaknya nama baru bermunculan setiap hari. Ini adalah Korean Wave, dan kita (dipaksa) menghayati gelombang musik pop ala Korea ini sepanjang hari melalui acara-acara musik di televisi. Mulai dari jam produktif di pagi-siang. … Lanjutkan membaca Ketika Cherrybelle Bertemu Adorno
Membatalkan Keperempuanan: Proyek Lanjutan Feminisme?
Bila disuruh menyebutkan apa kesan pertama yang saya dapat setelah mengikuti 2 rangkaian acara dari Event Membatalkan Keperempuanan, maka kesan itu dapat direpresentasikan oleh kata: Feminisme. Meskipun panitia acara yang saya ajak ngobrol di Twitter menolak bila event yang digelar dalam rangka perayaan hari perempuan internasional ini disebut sebagai feminisme, dan lebih suka bila Membatalkan … Lanjutkan membaca Membatalkan Keperempuanan: Proyek Lanjutan Feminisme?
Pelarangan Punk di Aceh
Penangkapan 65 orang Punker (sebutan untuk mereka penggiat Punk) pada tanggal 10 Desember 2011 di Banda Aceh oleh pihak yang berwajib akhirnya menimbulkan polemik. Ada yang pro dengan penangkapan itu karena menganggap Punk semacam penyakit masyarakat yang harus dibersihkan, banyak juga yang kontra karena menganggap penangkapan punk ini diskriminatif dan mengekang kebebasan berekspresi. Berbagai protes … Lanjutkan membaca Pelarangan Punk di Aceh