Mungkin Kalian bertanya-tanya Apa maksudnya awas di-awasi? Maksudnya adalah kita harus awas kalau kehidupan Kita ini diawasi. Memang siapa yang mengawasi? Beberapa pasti hendak menjawab “tentu saja Tuhan.” hmmm, memang benar Tuhan mengawasi, karena Tuhan adalah Maha Segalanya termasuk Maha Pengawas. Tapi yang hendak Saya bicarakan adalah manusia, karena ada beberapa manusia yang karena berkuasa terus mengawasi gerak-gerik Kita agar bila ada tanda-tanda pemberontakan atas norma yg Mereka buat bisa segera diberangus.
Kita diawasi penguasa, ingat itu baik-baik. Kelanggengan kekuasaan adalah Ketika penguasa mampu mempertahankan kekuasaannya dan secepat mungkin menyingkirkan tanda-tanda subversif. Maka dibuatlah mesin-mesin pengawas yg sepenuhnya mengabdi pada penguasa.
Namun seringnya jumlah mesin Mereka ternyata terlampau sedikit dan tak sebanding dengan jumlah rakyat yang harus diawasi. Jadi Mereka tak mampu mengawasi keselurahan manusia yg hidup diwilayah kekuasaannya. Maka para penguasa nan cerdas ini membuat sebuah cara cerdas bernama Panoptik. Perkenalkan panoptik, konsep yg dijelaskan Jeremy Bentham sebagai keadaan dimana Kita merasa terus diawasi penguasa hingga Kita takut dan tak berani berbuat macam2. Untuk membuat Kita merasa diawasi penguasa tak perlu menugaskan mesin pengawasnya mengawasi Kita 24 jam. Dgn lebih mudah Mereka cukup membuat pencitraan bahwa Dia terus mengawasi Kita. Hal yang digambarkan George Orwell dalam novel distopia nya ‘1984’ dimana tokoh jahat dalam Novel itu Big Brother sang penguasa membuat Rakyatnya tak berani memberontak bahkan hanya dalam pikiran sekalipun karena dimana-mana ditempelkan gambar wajah Big Brother dengan tulisan “big brother is watching you/big brother mengawasimu.” ditambah lagi adanya sebuah mesin bernama ‘Telescreen’ yg ada ditiap sudut yg fungsinya adalah perpanjangan mata dan telinga big brother dalam tindakan pengawasan. Lalu contoh panoptik lain adalah dalam sistem keamanan penjara dimana dibangun sebuah menara pengawas tinggi yang dibuat seolah didalamnya ada penjaganya terus menerus hingga tahanan merasa terus diawasi dan tak berani kabur, padahal kadang dalam menara itu tak ada penjaganya.
Konsep panoptik banyak diterapkan pula didunia modern Kita. Sadar atau tidak, seperti adanya Kamera CCTV disegala tempat yg membuat Kita merasa diawasi dan terus menjaga ketertiban (padahal CCTV itu belum tentu menyala juga) atau adanya sebuah patung polisi diperempatan lampu merah sebagai peringatan bahwa “Kami mengawasi kalian, jadi jangan macam2 dijalan raya.” atau juga dalam dunia perkantoran, sekolah, atau institusi negara yang kadang mengadakan sidak/inspeksi mendadak juga adalah penerapan panoptik. Jadi Kita akan berpikir dua kali saat hendak melanggar peraturan atau melakukan sesuatu yg membelot dari norma yg ada di institusi itu sebab takut tiba-tiba ada Sidak. Tak perlu mengawasi tiap hari, karena cukup dengan menciptakan sidak Maka sudah tercipta suasana “merasa terus diawasi.”
sementara itu Ada baiknya Kita mengevaluasi masa lalu dengan mengingat bahwa mantan penguasa otoriter Kita yg berkuasa selama kurun waktu 30 tahun lebih, Bapak pembangunan Soeharto patut Kita beri gelar “Master” dalam menerapkan konsep panoptik untuk menjaga kekuasaannya. Gambar dirinya ada dimanapun bahkan sampai ada di mata uang 50 ribuan untuk membuat rakyat terus mengingatnya, terus merasa diawasi jadi tak ada niatan makar atau berontak. Dan Agaknya perilaku Beliau itu dicontoh para politikus masa kini. Salah satunya oleh seorang Bupati Wanita yang daerahnya berada diwilayah Jawa Tengah. Beliau ini membuat citra diri ada dimana-mana diseluruh Kabupatennya, mulai dari iklan pariwisata, pertanahan, pembuatan Akta, bahkan iklan KB selalu tak lupa ditumpangi foto close up Beliau. Tubrukan sempurna kombinasi konsep panoptik dan pencitraan politik yang menghasilkan rakyat yang patuh dan kagum padanya yg dianggap intelek karena mampu menangani begitu banyak perkara. (padahal tentu saja pekerjaan itu semua ada staf ahli dan departemen tersendiri, namun rakyat tetap menganggap Beliau sang pemimpin yg cerdas, karena cuci otak iklan tadi.)
awas, waspada saja bahwa kehidupan nyaman Kita diawasi tiap waktu oleh penguasa takabur. Bahkan mungkin mereka akan mengintervensi seluruh kehidupan Kita sampai tingkat ranjang sekalipun dengan tujuan mencegah tindakan perlawanan bahkan yg hanya dari pikiran saja. Mau tak mau Kita memang selalu diawasi (atau dibuat berpikir Kita selalu diawasi) oleh kuasa. Agar pikiran Kita dan kehidupan Kita seragam berlandaskan apa mau Mereka.
ARIS SETYAWAN
Yogyakarta, 23 Agustus 2010.
( Created and sent from my old N-Gage. For more words and shits please log on to http://www.arisgrungies.multiply.com )