Cerpen: Cahaya Dan Ibunya

Aku tengah sakit. Aku sadar akan hal itu. Ada sebentuk sel asing yang harusnya tidak berada dalam tubuhku namun entah kenapa bisa hinggap dibadanku. Tentu saja Aku tak pernah inginkannya, dan asumsiku tak ada seorang manusia pun didunia ini inginkannya. Karena sel asing itu adalah perusak, menginfiltrasi sel sehat dalam tubuh lalu menggerogoti kekuatan tubuh sedikit demi sedikit. Aku pun mulai merasakan bahwa sakit itu melemahkanku, pelan-pelan, perlahan. Aku yang dulu begitu bersemangat menjalani hidup tiba-tiba kehilangan tenaga, kemampuan menganalisa, bahkan sulit bicara. Hidupku yang pada awalnya menyenangkan kini berubah jadi kepedihan karena sakit yang kuderita. Aku manusia yang kuat, teramat kuat. Aku pantang menyerah pada situasi terburuk sekalipun, namun entah kenapa sakit yang kuderita ini yang disebabkan sebentuk sel asing menyusup dalam rongga kepalaku benar-benar melemahkan kekuatanku hingga tak berdaya melakukan kegiatan apapun. Pusing dan sakit kepala sering mendera tanpa ampun sampai rasanya ingin kubenturkan kepalaku kedinding beton agar sakitnya hilang. Dan semuanya disebabkan karena sebentuk sel asing yang tak kuinginkan menyusup kedalam rongga kepalaku. Orang lain mungkin akan benar-benar menyerah dan pasrah begitu mendengar vonis dokter bahwa Dia menderita sakit ini lalu memutuskan “lebih baik Aku mati saja.” tapi tidak bagiku, Aku sakit kadang nyaris menyerah. Namun hidupku terus kucoba pertahankan dan cintai karena aku masih punya semangat hidup. Dan semangat hidup itu adalah Putriku Cahaya.

***

Ibuku sedang sakit. Aku sadar akan hal itu. Ada sebentuk sel asing yang harusnya tidak berada dalam tubuhnya namun entah kenapa bisa hinggap dibadannya. Tentu saja Ibuku tak pernah inginkannya, begitu pula Aku tak inginkan ibuku sakit. Aku amat menyayanginya. Ibuku yang selalu bilang padaku “ingat ya Cahaya putriku yang cantik, kita hidup didunia ini hanya sementara. Jadi gunakan hidupmu itu untuk selalu berbuat kebaikan. Karena dengan berbuat kebaikan maka orang lain pun akan baik padamu. Dan Tuhan juga akan begitu” dulu Aku amat mempercayai kata-kata ibu itu. Ketika Aku masih di bangku SMP Dulu Ibuku belum sakit dan hidup kami baik-baik saja. Ketika Ibuku masih bisa mengayuh sepedanya kepasar lalu berjualan disana, ketika ia masih bisa memberiku contoh hal-hal baik seperti apa yang bisa kita perbuat untuk orang lain. Ibuku memberi pengajaran dengan mengerjakan segala perbuatan baik itu, bukan hanya teori belaka. Intinya Ibuku berusaha berbuat baik pada orang lain. Karena segala nasihat dan perbuatan baiknya itulah yang melecut keinginanku yang tercetus dulu bahwa Aku juga akan berbuat baik kepada orang lain. Aku akan menjadi orang yang besar agar bisa berbuat kebaikan persis seperti yang dicontohkan ibuku. Maka Aku pun mulai mengimplementasikannya dalam kehidupanku. Aku mulai berusaha keras mencapai cita-citaku untuk menjadi seorang yang hebat. Belajar dengan giat, tidak berbuat macam-macam, melakukan segala hal yang baik dalam hidup ini. Bertahun kujalani semua dengan penuh semangat karena Aku teringat petuah Ibuku yang selalu mengajarkan kebaikan. Itu, hingga tanpa terasa kini Aku duduk di bangku kelas 3 SMA. Sekolah terbaik dikotaku, Aku meraih prestasi tertinggi, dan hadiah final yang akan kuraih adalah sebuah beasiswa dari University of Sorbonne. Benar-benar seperti mimpi, setelah lulus dari SMA terbaik dengan nilai tertinggi Aku akan kuliah disebuah universitas hebat di Perancis kini, Aku akan menjadi orang besar. Dan semua itu terjadi karena aku menuruti petuah Ibuku agar aku terus berbuat kebaikan. Petuah yang diberikannya ketika Aku di bangku SMP dulu dan terus kujalankan penuh semangat. namun kini sesuatu yang buruk terjadi. Bagaimana mungkin ibu yang selalu berbuat baik bisa terkena sakit itu? Bukankah Ia selalu bilang bahwa selama kita berbuat kebaikan maka Tuhan akan memberi kebaikan kepada kita? Lalu kenapa Tuhan malah memberikan sakit itu pada ibuku. Aku protes padamu Tuhan. Ketika Aku hendak berangkat ke Sorbonne untuk menjadi orang besar, Ibuku malah harus diruang operasi guna mengenyahkan sel asing laknat itu. Semangatku yang tadinya menggebu jadi hilang, Aku melemah persis seperti Ibuku yang tergolek lemah. Aku tak jadi berangkat ke Sorbonne, Aku harus menunggu Ibuku operasi. Karena Aku adalah Cahaya, semangat hidup bagi Ibuku yang tengah sakit.

***

Dulu Aku pernah sakit. Aku sadar akan hal itu. Dulu ada sebentuk sel asing yang harusnya tidak berada dalam tubuhku namun entah kenapa bisa hinggap dibadanku. Namun itu dulu, karena setelah Aku dioperasi sel asing dalam rongga kepala yang membuatku sakit akhirnya bisa dilenyapkan. Sekarang Aku merasa lebih sehat, walau sulit mengingat yang kata orang itu efek samping karena kepalaku harus diiris pisau bedah dokter agar mereka bisa memusnahkan penyakit yang menempel didalamnya. Karena Aku jadi agak sulit mengingat maka kejadian sepenuhnya dari awal Aku terdeteksi kanker hingga sembuh tak begitu jelas, semua agak samar. Tapi kira-kira beginilah kronologisnya:

Dulu Aku sehat. Keluargaku bahagia, Aku punya seorang putri cantik dan pintar bernama Cahaya à Cahaya putriku duduk di bangku SMP à tiba-tiba ada kanker terdeteksi dalam tubuhku, Aku mulai melemah à Cahaya di bangku SMA à Aku harus menjalani operasi untuk menghilangkan sel kanker, sebelum Aku operasi putriku yang ngotot ingin menunggui Aku di Rumah Sakit bilang bahwa sebenarnya Ia dapat kesempatan studi keluar negeri namun dibatalkannya karena ingin menunggui Aku. Kunasehati dia bahwa Aku akan baik-baik saja dan Dia harus terus meneruskan cita-citanya untuk menjadi orang besar seperti yang kubilang dulu à Cahaya lulus dari SMA unggulan dengan nilai terbaik dan mendapat beasiswa untuk meneruskan studi di University of Sorbonne à operasi berhasil dilakukan, dokter bisa menghilangkan kanker….

Kini kanker memang sudah dilenyapkan, namun entah kenapa rasa sakit kepala masih mendera. Kadang membuatku menangis, bersedih, merasa Tuhan tidak adil karena Aku sudah berbuat kebaikan sepanjang hidupku tapi Dia malah memberi sakit ini sebagai balasan. Namun semua rasa sakit itu lenyap ketika pada akhirnya kini Aku tahu bahwa segala petuah bijak dan nasihat yang dari dulu kuberikan pada Putriku memang membuahkan hasil. Segala rasa sakit dan kecemasan kalau-kalau kanker itu datang lagi tergantikan dengan kegembiraan ketika Aku membaca selarik paragraf pada artikel yang bercerita tentang generasi muda berprestasi di surat kabar nasional yang menempel pada sebuah buku kliping didepanku:

RUBRIK GENERASI MUDA BERPRESTASI HARIAN INDONESIA MERDEKA

…” Cahaya Phoenixia. Dara manis asal Solo ini lulus Sarjana dari University of Sorbonne Perancis dengan predikat cum laude, yang luar biasa lagi adalah Cahaya merupakan sarjana yang lulus dengan usia termuda di angkatannya. Cahaya juga adalah penulis dari beberapa buku best-seller. Diantaranya novel terbarunya yang berjudul CINTA GILA SELULAR bisa terjual sebanyak 3 juta copy hanya dalam waktu yang sangat singkat. Novel yang berkisah tentang percintaan abnormal para anak muda melalui media telepon selular itu memang tengah digilai di Indonesia karena isinya dianggap mewakili kehidupan sehari-hari anak muda Indonesia yang tergila-gila pada telepon selular. Saat ini Cahaya Phoenixia tengah meneruskan studi nya untuk mendapatkan gelar doktoral nya dan juga tengah merampungkan buku nya yang bertitel DISKURSUS TENTANG HUKUM TIMBAL BALIK: BIBIT KEBAIKAN AKAN BERBUAH KEBAIKAN…”

TAMAT

( Untuk Cahaya: jangan bersedih, lakukan saja hal yang baik seperti yang diajarkan Bunda. Raih cita-citamu, make some big and great things. And it’ll make Your lovely Mama proud and happy for You. Rasa sakit seperti apapun yang tengah diderita Bunda akan sirna selama Ia bisa melihatmu bahagia dan berhasil mewujudkan cita-cita. Aku akan menyuruhmu berusaha dan terus berdoa, dan jangan Kamu bilang klise. Descartes pernah berkata “Aku berpikir, maka Aku ada” so, if You think you’ll make it true. It will come to be true. Jadi berpikirlah Kamu akan berhasil dan semua akan berhasil. Apapun cita-cita mu.)

ARIS SETYAWAN

Karanganyar, 01 Februari 2010

( For More shit please visit http://www.arisgrungies.multiply.com )

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.