Mungkin beberapa pihak lebih suka menggunakan konfrontasi dan kekerasan sebagai senjata mereka untuk melawan dunia. Namun orang-orang hebat ini alih-alih malah menggunakan tulisan/karangan Mereka. Buku-buku yang Mereka tulis Saya baca, pelajari. Dan membuat ekspektasi semoga Saya juga mampu berkarya seperti Mereka. There is People who use ink and Words as Their weapon i adore them:
1. George Orwell: penulis ini hidup dimasa ketika Perang adalah hal biasa bagi dunia. Karya orwell menohok keras penguasa-penguasa diktator. Simbolisasi tentang Adolf Hitler dan NAZI di Animal Farm. Ramalan tentang sebuah pemerintahan diktator Inggris di 1984. Karya-karya nya amat berani dimasa lampau hingga membuat Saya berpikir andai Orwell hidup dimasa kini akankah Ia menulis sebuah buku tentang pemimpin gila semacam George Bush atau Junta Militer Myanmar?
2. Dewi Lestari: satu-satu nya Dee yang Saya cintai kejeniusan penulisan buku, lagu, atau suara Alto nya yang megah. 🙂 berawal dari chatting dgn seorang bernick SUPERNOVA di MIRC beberapa tahun yang lalu yg menceritakan pada Saya tentang Supernova. Lantas Saya penasaran dengan buku itu. Mengingat penulisnya yg lebih dulu dikenal sebagai penyanyi pop dlm group Rida Sita Dewi Saya sempat berpikir berarti buku bertema populis juga. Namun setelah baca Saya benar-benar tergila-gila pada karya Dee. Lantas apa Dee harus dimasukkan ke kelompok ‘Sastrawangi’ seperti yg disematkan ke Djenar Maesa Ayu atau Ayu Utami? Entahlah. Djenar atau Ayu Utami memang hebat, isu yg ditulisnya juga bagus. Namun entah kenapa Saya lebih jatuh Cinta kepada Dewi Lestari. Alih-alih menulis Cinta Biasa seperti lagu pop yg dinyanyikannya bersama RSD, ia malah menulis tentang begitu banyak pengetahuan empiris dalam karya-karyanya. Fisika Kuantum di Supernova 1, Biologi di Supernova 2, Listrik di Supernova 3, lalu Partikel di Supernova 4 (belum terbit, dan kenapa enggak selesai juga ditulis? Kita sudah menunggu terlalu lama) atau filsafat di Filosofi Kopi dan Rectoverso. Hingga cerita populis percintaan sinetron di Perahu Kertas (yaaikk…??) pada akhirnya Saya hanya bisa bilang “yaaa…Saya tergila-gila pada Dewi Lestari”
3. Dan Brown: Saya sempat rancu sebenarnya Dia ini Peneliti atau Penulis sih? Kenapa buku-buku nya bisa begitu detil mengupas satu isu? Kontroversi pernikahan Jesus dan Maria Magdalena Di The Da Vinci Code, perang tanpa henti antara Kaum ilmuan dan Gereja Vatikan di Angels and Demons, thriller teknologi dan mengupas agensi NSA di Digital Fortress, lalu tentang NASA dan tipu muslihat di Deception Point. Atau kerahasiaan persaudaraan Mason di The Last Symbol. Bagaimana mungkin seorang Dan Brown mampu meneliti semua isu yg hendak dituliskannya? Yg belakangan Saya ketahui bahwa Brown memang tdk meneliti sendiri, penulis sebesar itu tentu punya tim sukses untuk riset dan penelitian. Apa yang Saya suka dari Brown? Dia gemar mengangkat isu dan pengetahuan nonmainstream dibukunya. Walau yang tak Saya suka adalah Dan Brown telah menjadi penulis mainstream yg laris manis hingga banyak produk-produk beriklan di Bukunya.
4. Noam Chomsky: dunia kita yg sudah carut marut ini membutuhkan banyak peneliti dan penulis obyektif semacam Chomsky. Andai ada seribu lagi peneliti Amerika seperti Dia, maka paman Sam akan selalu mikir-mikir sebelum membombardir Negara Islam dengan dalih ‘memburu teroris serta menjaga stabilitas dunia’ Amerika tak akan mau berlagak jadi polisi dunia karena takut dikritisi seribu Chomsky. Jika penulis Amerika Subyektif akan menulis kejahatan Islam serta mengagungkan negaranya. Noam Chomsky lain, dengan lantang Ia menuliskan kebenaran. Bahkan menegaskan bahwa sebenarnya negaranya lah yg teroris dlm buku nya ‘Maling Teriak Maling: Amerika Yang Teroris’ membaca karya Chomsky harusnya bisa membuat berpikir: jadi Amerika yg teroris?
5. Pramoedya Ananta Toer: Beliau ini sastrawan besar Indonesia. Cukup itu saja untuk menggambarkan Pram. Terlepas dari tuduhan beberapa pihak yg menganggap Pram berhaluan kiri hingga menghalalkan pembakaran buku-buku nya serta memenjarakan beliau di Pulau Buru. Walau dipenjara justru Beliau menghasilkan Karya hebat roman tetralogi buru dalam empat jilid, ‘Bumi Manusia’ salah satunya. Atau investigasi kekejaman Daendels membangun jalan Raya Pos Anyer-Panarukan yg menyebabkan genosida besar-besaran untuk orang jawa, atau sebuah teori tentang bagaimana korupsi bisa jadi sebuah keniscayaan di Indonesia dlm ‘Korupsi’, atau tentang semangat perjuangan bangsa kita melawan penjajah yg diceritakan oleh artis bernama ‘Larasati’ apapun cerita yg ditulis Pram Saya selalu terpukau dan terkagum dengan begitu banyak bukunya. Sayang beliau sudah kembali pada NYA. Hingga kita hanya bisa mengenang seorang penulis Hebat Bernama Pram.
Tentu saja itu hanya 5 penulis yang bukunya Saya baca dan pelajari. Berharap juga semoga Saya bisa mempunyai kualitas kepenulisan seperti Mereka. Masih banyak penulis lain yg Saya idolakan. Namun tak akan habis diceritakan dan kita mungkin akan bosan jika tulisan Saya ini terlalu panjang. Mereka-mereka ini yang menginspirasi Saya untuk menggunakan media kepenulisan maupun bermusik sebagai senjata melawan dunia. Dunia yang Saya anggap tidak adil atau perlu dirubah.
ARIS SETYAWAN
Karanganyar, 29 Januari 2010
( For more shit please visit http://www.arisgrungies.multiply.com )
Hilman dg lupus-nya,walau sudah jadul tetep aja masih bisa membuat tersenyum..hi3x+akira toriyama dg dragonball nya..manteb..
Lupus juga keren, Dragon Ball kartun fav Saya pas masih kecil 🙂
hei mau sedikit koreksi. animal farm bukan simbolisasi terhadap nazi, melainkan revolusi rusia yg berakhir pada kediktatoran stalin. animal farm adalah satire terhadap revolusi rusia–terutama kepemimpinan stalin.
tp, animal farm emang karya hebat, walaupun bukunya kecil.
film-nya juga keren.